Aprosnc – Kehamilan kedua pedangdut Lesti Kejora jadi bahasan aktor Rizky Billar. Juga tersentil soal calon adik Muhammad Leslar Al Fatih Billar.
Memang, setelah munculnya Baby Leslar, kini Rizky Billar bicara soal kemungkinan punya anak kedua.Rupanya, Rizky Billar membeberkan fakta bahwa ia dan Lesti Kejora sedang menahan diri dari keinginan menambah momongan.
Diketahui, pasangan Rizky Billar dan Lesti Kejora telah dikaruniai anak pertama, Muhammad Leslar Al-Fatih Billar.Putra pertama yang kerap disapa Baby L atau Abang L tersebut telah lahir pada 26 Desember 2021.
“Kita belum ada program hamil,” ucap Rizky Billar, dikutip dari kanal YouTube Intens Investigasi, Selasa, 30 Agustus 2022.
“Kita lebih ke program YouTube ya, program digital, haha, nggak,” ucapnya.
“Justru kita lagi nahan,” sambungnya.
Penundaan itu berkaitan dengan Lesti Kejora yang melahirkan baby L secara caesar pada akhir Desember 2021 lalu.
“Karena istri saya kan kemarin lahirannya caesar walaupun keinginan sebelumnya normal namun Tuhan berkehendak lain, diberikan caesar,” ungkap Rizky Billar.
“Yang mana caesar itu butuh istirahat sekitar satu tahun atau dua tahunlah,” sambungnya.
“Jadi saya tidak mungkin memaksakan ego saya untuk menambah anak karena nanti kasihan istri saya,” imbuhnya.
Selain itu, Rizky Billar masih menikmati perannya sebagai ayah.
Rizky Billar menyinggung baby L saat ini masih sangat butuh kasih dan perhatian dari kedua orang tuanya.
“Dan juga baby L kan masih kecil yang mana masih ingin dapat perhatian lebih dari kami sebagai orangtua, makanya kita pengin memberikan perhatian sepenuhnya dulu ke Al Fatih,” ujar Rizky Billar.
Serius dengan ucapannya, Rizky Billar malah berencana miliki anak kedua beberapa tahun lagi. Itu pun masih dipikirkan.
“Nanti mungkin tiga atau empat tahun mendatang, baru lah kita mungkin akan pikirkan untuk anak selanjutnya,” tegas Rizky Billar.
Setiap orang yang merencanakan kehamilan setelah persalinan harus memperhatikan jarak kehamilan yang aman. Pasalnya, jarak antara dua kehamilan yang terlalu dekat bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan ibu dan janin.
Jarak kehamilan merupakan rentang waktu antara persalinan dengan kehamilan berikutnya. Untuk menentukan jarak antar kehamilan yang aman, Anda perlu mempertimbangkannya berdasarkan kondisi kehamilan sebelumnya.
Rentang waktu menuju kehamilan berikutnya, akan lebih lama jika kehamilan pertama tergolong berisiko.
Kehamilan dikatakan berisiko bila Anda memiliki masalah kesehatan sebelum kehamilan, selama kehamilan, dan masa persalinan. sehingga hal ini kemeningkatkan peluang komplikasi.
Tidak hanya itu, operasi caesar juga memiliki andil dalam menentukan jarak antar kehamilan yang aman. Jumlah operasi caesar yang pernah dijalani serta teknik operasi caesar yang digunakan menjadi pertimbangan dalam menentukan jarak kehamilan yang aman.
Jarak kehamilan selama 18 bulan dinilai tidak terlalu dekat dan cukup aman, asalkan memenuhi beberapa kondisi, yaitu:
– Kehamilan sebelumnya berjalan normal
– Baru sekali menjalani satu kali operasi caesar
– Tidak memiliki faktor risiko tertentu yang bisa menimbulkan komplikasi
Sebaliknya, mungkin Anda perlu menunggu selama lebih dari 24 bulan untuk bisa hamil lagi jika:
– Memiliki riwayat komplikasi saat hamil sebelumnya
– Pernah menjalani operasi caesar lebih dari sekali
– Punya riwayat kesehatan tertentu yang bisa memengaruhi kehamilan
Bahaya jarak kehamilan terlalu dekat terhadap ibu dan janin
Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan. Berikut adalah sederet komplikasi dan risiko kesehatan yang perlu diwaspadai:
- Bagi ibu hamil
Kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat akan meningkatkan risiko perdarahan, keguguran, hingga kematian pasca persalinan. Wanita yang sebelumnya mengalami kehamilan normal bahkan tidak luput dari risiko ini.
Ibu hamil juga berisiko mengalami placenta previa dan atau placenta accreta. Placenta previa adalah kondisi ketika ari-ari berada di bawah rahim dan menutupi jalur lahir, sedangkan placenta accreta menyebabkan ari-ari tumbuh jauh di dalam dinding rahim.
Tidak hanya itu, komplikasi lain dapat terjadi pada ibu hamil yang mengalami kegemukan, penyakit diabetes, serta risiko kehamilan lain yang belum sempat diperbaiki. Pada kasus kehamilan yang terlalu cepat setelah persalinan caesar, risiko robekan rahim juga dapat meningkat.
- Bagi janin
Jarak kehamilan yang terlalu dekat turut menimbulkan bahaya bagi kesehatan janin.
Dampak utama yang paling mengkhawatirkan adalah kelahiran prematur, dan bayi yang lahir prematur lebih berisiko mengalami kematian setelah lahir.
Selain itu, pertumbuhan dan perkembangan janin selama berada dalam kandungan juga bisa terhambat karena ibu kesulitan memenuhi kebutuhan nutrisi selama hamil. Dampaknya adalah ukuran tubuh bayi yang kecil serta berat badan lahir rendah.
Apa yang harus dilakukan ibu jika telanjur hamil?.
Pada beberapa kasus, kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat terjadi tanpa disadari. Anda mungkin baru menyadari kehamilan saat janin mulai berkembang. Jika demikian, maka kunci kesehatan ibu dan janin terletak pada pemeriksaan rutin.
Pemeriksaan kehamilan yang diperlukan sebenarnya tidak berbeda dengan kehamilan biasa, kecuali terdapat indikasi kesehatan serius. Contohnya, ibu hamil yang memiliki risiko keguguran harus menjalani pemeriksaan dengan lebih intensif pada trimester pertama.
Bila terdapat tanda-tanda persalinan prematur dan gangguan pertumbuhan janin, pemeriksaan pun harus lebih sering dilakukan. Pemeriksaan rutin adalah cara yang paling efektif untuk mendeteksi risiko kehamilan serta mengatasinya.
Jika Anda bisa mengendalikan semua faktor risiko sebelum kehamilan, bahaya terkait jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat diminimalisasi. Dengan begitu, kehamilan akan berlangsung normal tanpa masalah kesehatan serius.
Beberapa ibu hamil mungkin khawatir tidak bisa melahirkan secara normal, tapi jarak antarkehamilan yang dekat sebenarnya tidak menjadi penentu untuk menjalani operasi caesar.
Anda tetap dapat melahirkan secara normal jika dokter menyarankan hal tersebut dilakukan.
Menjaga kesehatan jika ibu berencana hamil dalam jarak dekat
Meskipun tidak disarankan secara medis, kehamilan dengan jarak yang dekat dapat diperbolehkan dengan beberapa kondisi. Misalnya, pada ibu yang hendak merencanakan kehamilan setelah melewati usia produktif di atas 35 tahun.
Pada kasus seperti ini, faktor terpenting untuk menjaga kesehatan ibu dan janin ada pada periode antara persalinan pertama dengan kehamilan selanjutnya. Periode ini adalah momen bagi ibu untuk mempersiapkan diri menjelang kehamilan.
Anda perlu mengenali terlebih dulu faktor yang meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan selanjutnya.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda prioritaskan sejak persalinan hingga kehamilan berikutnya:
– Berat badan Anda tidak akan turun dengan cepat setelah melahirkan. Jika berat badan Anda sebelum kehamilan pertama adalah 60 kilogram, maka Anda perlu mencapai angka yang sama sebelum menjalani kehamilan selanjutnya.
– Riwayat penyakit juga bisa menimbulkan bahaya jika jarak kehamilan terlalu dekat. Pastikan kadar gula darah, tekanan darah, kolesterol, serta aspek lainnya pada tubuh berada dalam rentang normal. Terapkan pola makan bergizi seimbang untuk menjaganya.
– Asupan nutrisi sangatlah penting, tapi hindari makan berlebihan. Anggapan bahwa Anda harus makan dengan porsi dua kali lipat adalah hal yang keliru. Anda justru hanya perlu menambah energi sebanyak 200 kalori dari bahan makanan yang berkualitas.
– Jika Anda merokok atau memiliki suami yang merokok, cobalah menghentikan kebiasaan ini. Manfaatkan jangka waktu antara dua kehamilan sebagai periode emas untuk menyehatkan tubuh Anda sebelum menjalani kehamilan kembali.
Beberapa ibu hamil mungkin perlu lebih banyak beristirahat, terutama bila ibu hamil menderita penyakit tertentu. Namun, Anda tidak harus membatasi kegiatan sehari-hari selama kegiatan tersebut tidak menyebabkan gangguan kesehatan selama kehamilan.
Pastikan pula kebutuhan nutrisi terpenuhi untuk merangsang produksi ASI. Jarak kehamilan sebenarnya tidak memengaruhi produksi ASI, tapi jarak kehamilan di bawah 6 bulan dapat mengganggu pemberian ASI untuk anak pertama.
Bahaya jarak kehamilan yang terlalu dekat sebenarnya timbul akibat ketidaktahuan orangtua mengenai rentang waktu yang aman dan bagaimana cara memanfaatkan periode antar kehamilan untuk mengendalikan faktor risiko.
Edukasi sebelum dan selama kehamilan sangat penting untuk mengatasi masalah ini. Sedapat mungkin, tenaga kesehatan harus memastikan bahwa semua informasi terkait kehamilan telah dipahami sebelum kehamilan terjadi.